Jumat, 03 Februari 2012

PRAKTIKUM BIOLOGI


RANCANGAN KULTUR JARINGAN WORTEL

A.Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktwu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

B. Sifat Totipotensi
  Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif.  Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.  Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.


C. Sterilisasi Alat dan Bahan
1. Alat
a. Laminar air flow
b. Alat diseksi
c. Cawan petri
d. Erlenmeyer ukuran 250 ml dan 500 ml
e. Lampu bunsen

2. Bahan
a.    Akar/umbi wortel
b.    Larutan alkohol 70%
c.    Larutan sunclin/bayclin 20%
d.   Akuades steril
e.    Kertas saring steril
f.     Media induksi kalus MS + 0.1 mg/l 2,4-D

D. Median ( Nutrien )
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.         

E. Prosedur Kerja
1. Akar wortel yang tidak cacat dicuci dalam air mengalir untuk
    menghilangkan kotoran pada permukaan akar.
2. Potong kedua bagian ujungnya, buat potongan akar menjadi ukuran 6-10 cm
     lalu masukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Di dalam laminar air flow, rendam potongan akar tersebut dengan larutan
    alkohol 70% selama 5 menit sambil dikocok.
4. Buang larutan alkohol dan bilas dengan akuades steril. Kemudian masukkan
larutan sunclin atau bayclin 20%. Rendam selama 15-25 menit sambil
dikocok.
5. Buang larutan sunclin/bayclin, kemudian bilas dengan akuades steril 3-5
kali.
6. Dengan menggunakan pinset, angkat potongan akar dan simpan di atas
cawan petri yang diberi alas kertas saring steril.
7. Potong melintang akar setebal 3-5 mm, kemudian buat potongan eksplan ± 5
x 5 mm. Pastikan jaringan kambium (bagian dalam akar) menjadi bagian
potongan eksplan.
8. Pindahkan/tanam eksplan tersebut pada media induksi kalus yang sudah
    disiapkan. Setiap botol kultur berisi 4 potongan eksplan.
9. Tutup botol dengan rapat dan simpan diruang inkubasi dalam keadaan gelap.
10. Amati perkembangannya setiap minggu, selama 4-6 minggu.
                                               



                                                  

PRAKTIKUM BIOLOGI


Mengamati Struktur Tulang
I.  Kompetensi Dasar
                  Mengamati struktur, fungsi, proses, dan kelainan atau penyakit yang
     dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia.
II. Pengalaman Belajar
     Memahami fungsi kalsium pada tulang.
III. Alat  dan Bahan
       1.  Tulang paha ayam segar      
       2.  Larutan asam klorida (HCl) 10%
       3.  Gelas beker atau botol bekas seki (atau yang sejenisnya).
       4.  Pinset, pisau, cawan petri.
       5.  Kain lap, sarung tangan.
IV. Langkah Kerja
1.    Bersihkan tulang dari sisa-sisa daging yang menempel. Perhatikan struktur tulang tersebut warna, kekerasan, kelenturan. Dapatkah kamu membengkoknya (catat);
       2.  Siapkan larutan HCl 10% di dalam gelas beker;  
       3.  Rendamlah tulang dalam larutan HCl tersebut. Biarkan selama 1 jam;
       4.  Setelah itu, angkatlah tulang dari larutan HCl dengan menggunakan pinset,
            bilaslah dengan air, keringkanlah dengan kain lap, dan letakanlah pada
            cawan petri.

       5.  Perhatikan struktur tulang tersebut. Coba kamu bengkokkan tulang itu.
            Dapatkah kamu membengkoknya? Catat hasil pengatanmu dalam tabel!
V. Data Hasil Pengamatan
       Tabel hasil pengamatan
No.
Tulang yang diamati
Struktur tulang
Keadaan tulang
(warna, kekerasan, kelenturan)
(dapat / tidak dibengkokkan)
1.
Sebelum direndam HCl 10%
Warna: Putih kekuningan
tidak bisa dibengkokkan
Kekerasan: Keras
Kelenturan: Tidak lentur
2.
Setelah direndam HCl 10%
Warna: Putih pucat
tidak bisa dibengkokkan
Kekerasan: Lunak
Kelenturan: Lebih lentur

VI. Analisis Data Hasil Pengamatan
1.      Bagaimana struktur tulang sebelum direndam HCl? Dapatkah tulang    tersebut dibengkokkan?
Jawab:
Struktur tulang sebelum direndam HCl, tulang tersebut berwarna putih kekuningan, tulang tersebut juga keras, tidak lentur dan tidak dapat dibengkokkan.
2.      Bagaimana struktur tulang setelah direndam HCl? Dapatkah tulang    tersebut dibengkokkan?
Jawab:
Struktur tulang setelah direndam HCl, tulang tersebut berwarna putih pucat, tulang tersebut lunak, lebih lentur tetapi belum dapat dibengkokkan.
3.      Mengapa struktur tulang berbeda antara sebelum direndam HCl dan setelah direndam HCl?
Jawab:
Karena asam klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk melarutkan unsur-unsur seperti kalsium (Ca). Jadi kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarutdalam asam (larutan berubah berwarna keruh) dan tulang akan menjadilentur/lunak karena kandungan Ca pada tulang yang semakin sedikit.
4.      Jelaskan pengaruh perendaman HCl terhadap struktur tulang?
Jawab:
Asam klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk melarutkan unsur-unsur seperti kalsium (Ca). Jadi kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarutdalam asam (larutan berubah berwarna keruh) dan tulang akan menjadilentur/lunak karena kandungan Ca pada tulang yang semakin sedikit.
5.      Apa fungsi kalsium (zat kapur) bagi tulang?
Jawab:
v  Mencegah osteoporosis;
v  Membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka;
v  Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses pencernaan, energi dan metabolisme lemak;
v  Membantu transport ion melalui membrane;
v  Daya tahan tubuh.
6.      Dalam bentuk senyawa apa saja kalsium terdapat pada tubuh kita?
Jawab:
Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 1000 hingga 1500 gram kalsium (tergantung pada jenis kelamin, ras, ukuran tubuh), yang mana 99% ditemukan pada tulang dalam bentuk hidroksiapatit.
7.      Bagaimana cara kita memperoleh kalsium untuk kebutuhan tubuh kita?
Jawab:
Minum susu, minum suplemen, berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari, dan batasi penggunaan garam dapur (NaCl) karena mengandung  unsur natrium (Na) dan klorida (Cl).
8.      Apa akibatnya jika tubuh kita kekurangan kalsium?
Jawab:
1.        Gangguan pertumbuhan;
2.        Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh;
3.        Kekejangan otot;
4.        Banyak menimbulkan penyakit, seperti:
·      Osteoporosis (Tulang Keropos)
               Kehilangan massa dan kepadatab tulang hingga menjadi rapuh.
·      Hipoparatiroidisme
               Kekurangan produksi hormon paratiroid / parathyroid hormone   
               (PTH) pada tubuh.
·      Sindrom Prahaid
              Gejala emosi, psikologis dan fisik ketika wanita menstruasi.
·      Rakhitis
               Pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak hingga
               gampang mengalami patah dan kelainan bentuk tulang.
VII. Kesimpulan
            Struktur tulang keras dan tulang rawan memiliki perbedaan pada unsur penyusunnya. Perbedaan inilah yang memberikan identitas yang mencolok pada tulang tersebut yaitu tulang rawan yang sifatnya lentur dan tulang keras yangsifatnya padat dan liat seperti semen. Namun tulang rawan dapat berubah menjadi tulang keras seiring dengan adanya pertumbuhan yang dialami oleh makhluk hidup tersebut. Perubahan ini dimaksudkan agar tulang tetap dapatmenjalankan fungsi-fungsinya. Seperti halnya pada tulang rangka bayi yang masih berupa kartilago hialin. Jika kartilago tersebut tidak mengalami pengerasan (osifikasi), maka tentulah alat-alat tubuh yang vital seperti jantung dan paru-paru tidak terlindungi dengan baik. Oleh karena itulah terjadi proses osifikasi.

















DAFTAR PUSTAKA


















PRAKTIKUM BIOLOGI

Melakukan Pemeriksaan Darah

              I.     Kompetensi Dasar
Mengaitkan struktur,fungsi, dan kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia dan hewan.

           II.     Pengalaman Belajar
Menentukan golongan darah dan mengetahui seberapa cepat darah menggumpal.

        III.     Alat dan Bahan
1)   Jarum
2)   Kaca Objek 2 buah
3)   Kapas dan alcohol 70%
4)   Serum Anti A dan Serum Anti B
5)   Pengaduk (tusuk Gigi)
6)   Pipet

        IV.     Langkah Kerja
A.    Golongan Darah
                                     1.     Pilihlah teman kalian yang sehat untuk sampel percobaan
                                     2.     Bersihkan salah satu ujung jari teman kalian dengan kapas yang dibasahi dengan alcohol 70%
                                     3.     Bersihkan jarum dengan kapas beralkohol 70%, kemudian tusuklah jarum tersebut ke salah satu ujung jari teman kalian. Pijit ujung jari tersebut agar darah mudah keluar, kemudian teteskan darah yang keluar pada kaca objek A dan teteskan pula pada kaca objek B.
                                     4.     Apabila darah sudah diteteskan, bersihkan ujung jari dengan alcohol 70% lagi, agar tidak terkena infeksi.
                                     5.     Berilah setetes serum A pada darah di kaca objek A dan serum Anti B di kaca objek B.
                                     6.     Aduklah tetesan darah yang telah ditetesi Serum dengan tusuk Gigi.
                                     7.     Amati hasilnya, apakah terjadi penggumpalan darah atau tidak?
a.    Darah di A menggumpal sedangkan darah di B tidak, maka termasuk golongan darah A
b.   Darah di A tidak menggumpal sedangkan darah di B menggumpal, maka termasuk golongan darah B.
c.    Darah di A dan di B menggumpal, maka termasuk golongan darah AB.
d.   Darah di A dan di B tidak menggumpal, maka termasuk golongan darah 0(nol).
                                     8.     Coba lakukan juga untuk teman-temanmu yang lain. Catatlah hasilnya.

B.     Penggumpalan Darah
1.    Dengan cara yang sama seperti pada kegiatan A, teteskan darah pada kaca objek pada 2 titik di sisi yang berlawanan(disebut tetesan darah A dan B)
2.    Tambahkan setetes kecil larutan Sodium sitrat pada tetesan A.
3.    Pada tetesan darah B ditambahkan setetes kecil air.
4.    Aduklah tiap campuran tetesan tersebut dengan jarum, aduk terus hingga darah menggumpal. Catat mana yang lebih dulu menggumpal, tetesan darah A atau B.





           V.     Data Hasil Pengamatan
A.       Golongan Darah
Uraian
Golongan Darah
Darah di A menggumpal,di B tidak menggumpal
A
Darah di B menggumpal,di A tidak menggumpal
B
Darah di A dan B menggumpal
AB
Darah di A dan B tidak menggumpal
0(nol)

B.       Penggumpalan Darah
No.
Perlakuan
Penggumpalan darah
(lebih cepat/lebih lambat
1.
Darah + Sodium Sitrat
Lebih cepat
2.
Darah + Air
Lebih Lambat

        VI.     Analisis Data Hasil Pengamatan
A.    Golongan Darah
1)      Ada berapa orang yang bergolongan darah A, B, AB, atau 0 (nol)?
Golongan darah mana yang terbanyak?
Jawab:
A=7, B=6, AB=7, dan 0 (nol)=7
Golongan darah yang terbanyak adalah A, AB, dan 0 (nol).
2)      Jelaskan proses penentuan golongan darah pada manusia!
Jawab:
a.       Pilihlah teman kalian yang sehat untuk sampel percobaan
b.      Bersihkan salah satu ujung jari teman kalian dengan kapas yang dibasahi dengan alcohol 70%
c.       Bersihkan jarum dengan kapas beralkohol 70%, kemudian tusuklah jarum tersebut ke salah satu ujung jari teman kalian. Pijit ujung jari tersebut agar darah mudah keluar, kemudian teteskan darah yang keluar pada kaca objek A dan teteskan pula pada kaca objek B.
d.      Apabila darah sudah diteteskan, bersihkan ujung jari dengan alcohol 70% lagi, agar tidak terkena infeksi.
e.       Berilah setetes serum A pada darah di kaca objek A dan serum Anti B di kaca objek B.
f.       Aduklah tetesan darah yang telah ditetesi Serum dengan tusuk Gigi.
g.      Amati hasilnya, apakah terjadi penggumpalan darah atau tidak?
-          Darah di A menggumpal sedangkan darah di B tidak, maka termasuk golongan darah A
-          Darah di A tidak menggumpal sedangkan darah di B menggumpal, maka termasuk golongan darah B.
-          Darah di A dan di B menggumpal, maka termasuk golongan darah AB.
-          Darah di A dan di B tidak menggumpal, maka termasuk golongan darah 0(nol).
3)      Apa fungsi serum Anti A dan Anti B pada tes golongan darah?
Jawab:
Untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu dengan serum anti-A dan serum anti-B.
4)      Apa pentingnya kita mengetahui golongan darah kita?
Jawab:
Agar kita dapat mengetahui golongan darah apa yang dapat kita terima ketika sewaktu-waktu kita memerlukan bantuan darah dari orang lain dan kita dapat mendonorkan darah kita kepada orang yang tepat.

B.     Penggumpalan Darah
1)      Manakah yang lebih cpat menggumpal, darah yang dicampur dengan air atau yang dicampur dengan sodium sitrat?
Jawab:
Yang lebih cepat menggumpal adalah darah yang dicampur air.
2)      Apakah pengaruh penambahan Sodium Sitrat pada penggumpalan darah?
Jawab:
Sodium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah untuk transfusi, karena tidak tosik.
3)      Pada saat seseorang mendonorkan darahnya pada bank darah, sejumlah kecil sodium sitrat ditambahkan pada darahnya. Apa tujuannya?
Jawab:
Untuk mencegah pembekuan darah.

     VII.     Kesimpulan
Mengetahui golongan darah manusia sangatlah penting, agar kita dapat mengetahui golongan darah apa yang dapat kita terima ketika sewaktu-waktu kita memerlukan bantuan darah dari orang lain dan kita dapat mendonorkan darah kita kepada orang yang tepat.
Darah yang dicampur dengan sodium sitrat akan lebih lama menggumpal dari pada dicampur oleh air karena sodium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah untuk transfusi, karena tidak tosik.